Tsuji Hanma
Saturday, November 26, 2022
|
Foto : Ilustrasi kalimat tahlil (Sumber : https://bandung.urbanjabar.com) |
Telah terdapat dalam suatu hikayat yang bersumber dari kitab al-Usfhuriyah karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri. Dikisahkan bahwa terdapat seorang laki-laki yang mendapatkan pertolongan dari 7 buah batu agar dirinya terhindar untuk dimasukkan ke dalam pintu neraka.
Cerita berawal dengan suatu latar tempat di Padang Arafah, ketika seorang laki-laki ini berbicara kepada 7 buah batu yang berada digenggamannya, untuk menyaksikannya bersyahadat menyebut nama Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasullullah. "Saksikanlah wahai batu.. aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah". Hal itu dilakukannya pada masing-masing batu dari ke-tujuh batu tersebut, lalu setelah itu kemudian ia tertidur.
Lepas ia tertidur, di dalam tidurnya seorang laki-laki ini bermimpi bahwa kiamat telah terjadi, dan dirinya telah diputuskan untuk masuk ke dalam neraka setelah melalui masa pengadilan. Laki-laki tersebut kemudian dibawa oleh Malaikat untuk memasukkannya ke dalam neraka.
Kemudian setibanya di depan pintu neraka, Malaikat yang membawa seorang laki-laki ini dikejutkan oleh keberadaan sebuah batu, yang menghalanginya untuk dapat memasukan laki-laki tersebut ke dalam neraka. Begitupun ketika Malaikat hendak memindahkan batu tersebut namun tidak sanggup untuk memindahkannya.
Hal tersebut terus berulang hingga sampai ke-tujuh pintu neraka tersebut telah didatangi olehnya.
Karena ke-tujuh pintu neraka tersebut tetap dihalangi oleh sebuah batu, Malaikat kemudian membawa seorang laki-laki ini di bawah Arsy dan mengadukannya kepada Allah SWT.
"Ya Tuhan kami,, tentunya engkau lebih mengetahui perihal hambamu yang satu ini tidak dapat dimasukkan ke dalam neraka"
Allah pun menjawab ;
"Batu batu Arafah itu telah menyaksikan ikrar dan syahadatmu dan mereka tidak akan menyia-nyiakanmu. Karena itu, mana mungkin Aku menyia-nyiakan ikrarmu. Aku terima syahadat dan kesaksianmu. Dan kini masuklah engkau ke dalam surgaku."
Setelah Malaikat mendapatkan perintah dari Allah untuk memasukkan seorang laki-laki ini ke dalam surga, Malaikat kembali tidak dapat memasukannya dikarenakan semua pintu surga telah tertutup.
Maka dari situ kemudian datanglah sebuah kesaksian kalimat tahlil "Laa illahaa illa Allah" yang menjadikan kunci dalam membuka pintu-pintu surga yang telah tertutup tersebut.
Akhirnya, dalam mimpinya seorang laki-laki ini pun dimasukkan oleh Malaikat ke dalam surganya Allah yang penuh dengan anugerah dan keindahan di dalamnya.
Demikianlah hikayat tentang seorang laki-laki yang mendapatkan pertolongan dari ketujuh batu kerikil tersebut.
Hal Yang Dapat Dijadikan Pelajaran.
Lantas kemudian, ibrah apa saja kah yang dapat diambil dan diterapkan apabila kita kaitkan dengan kehidupan kita sehari-hari?
1. Tingginya Keutamaan Dalam Mengamalkan Kalimat Tahlil.
Kalimat tahlil sendiri merupakan sebuah kalimat sederhana yang pengamalannya dapat dilakukan oleh seluruh umat muslim di dunia ini. Hikayat di atas menunjukkan betapa tingginya keutamaan kalimat tahlil "Laa Illaha Illa Allah", sehingga diceritakan dapat mengantarkan seseorang untuk dapat membuka semua pintu surga.
Maka dari itu sudah sepatutnya kita dapat mengamalkan pengamalan yang sederhana ini, dengan meyakini dan menghayati bahwa tiada Tuhan selain Allah, melafadzkannya dalam dzikir, serta mewujudkannya dalam suatu tindakan dan perbuatan amal sholeh.
2. Pentingnya Menjaga Tauhid dan Keimanan Kepada Allah SWT.
Telah diceritakan dalam hikayat di atas, tentang hal remeh yang dilakukan oleh seorang lelaki yang bersyahadat menyebut nama Allah dihadapan sebuah batu yang memberikannya pertolongan agar terhindar dari neraka. Hal tersebut seolah menunjukkan betapa istimewanya menjaga tauhid dan keimanan kepada Allah SWT, sehingga walau sekecil apapun perbuatan yang dilakukan akan mendapatkan syafa'at dan balasan di akhirat kelak.